Pemindahan ibu kota negara di Pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah administratif Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Alasan pemindahan ibu kota negara disebabkan karena kecilnya risiko bencana alam, salah satunya bencana gempa bumi. Akan tetapi, berdasarkan catatan sejarah, wilayah Kalimantan Timur pernah mengalami gempa bumi dan dipotong oleh Sesar Sangkulirang dan Sesar Paternoster yang masih aktif. Meskipun magnitudo gempa tidak terlalu besar, gempa bumi yang berpusat di kedalaman yang dangkal (<60 km) dapat bersifat merusak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dan jenis struktur bawah permukaan yang terdapat di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan menggunakan metode gravitasi. Pengolahan data dianalisis menggunakan metode First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD). Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat sebaran anomali sebesar 6.4 mGal hingga 22.6 mGal. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur memiliki struktur berupa antiklin, sinklin, dan diduga terdapat sesar naik dan sesar normal. Data berupa peta seismisitas dan peta bahaya gempa bumi BMKG menunjukkan bahwa wilayah penelitian memiliki potensi gempa bumi rendah, dengan kata lain jika terjadi gempa bumi, lokasi penelitian dapat tetap merasakan getarannya. Maka dari itu, lokasi calon ibu kota negara baru dapat dikatakan memiliki potensi gempa bumi, namun magnitudo getaran yang dirasakan ringan dan tidak merusak.
Copyrights © 2021