Diabetes melitus (DM) ialah peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh masalah gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau kombinasi keduanya. Kejadian diabetes melitus di Indonesia menduduki peringat ke empat dari 6,9% menjadi 8,5% dengan prevalensi 8,6% dari total populasi terhadap kasus diabetes melitus tipe II. Kejadian diabetes melitus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 prevalensi rata-rata DM di DIY 3,2% lebih tinggi dari angka rata-rata nasional sebanyak 1,5%. Tingginya prevalensi penyakit DM menjadikan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan pemantauan yang ketat dalam hal pencegahan, tatal laksana terapi dan risiko terjadinya komplikasi yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola pengobatan dan komplikasi yang terjadi pada pasien DM tipe II rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data retrospektif dan menggunakan simple random sampling. Sampel yang digunakan adalah rekam medis pasien DM tipe II rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari 2021–Agustus 2023. Hasil dari penelitian ini diperoleh pola penggunaan obat yakni pemberian monoterapi OHO golongan sulfonilurea (10,6%). Biguanida (28,3%), insulin (27,4%), kombinasi 2 OHO sebesar 23,89% dan kombinasi injeksi insulin dan OHO sebesar 9,7%. Komplikasi dengan persentase yang tertinggi adalah komplikasi hiperosmolaritas 31%, komplikasi nefropati 25%, dan komplikasi spesifik lainnya 19%. Kesimpulan pola peresepan pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Pabenbagan Senopati dengan persentase tiga (3) tertinggi adalah obat golongan biguanid, sulfonilurea dan alfa-glukosidase, sedangkan komplikasi terbanyak yakni hiperosmolaritas
Copyrights © 2024