Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat global karena angka kejadiannya yang tinggi. Penyakit ini sering disebut “silent killer” karena tidak menunjukkan gejala jelas bagi penderitanya, hipertensi tanpa gejala dapat menyebabkan komplikasi serius jika tak terkontrol. Menurut WHO 1,56 miliar orang dewasa didiagnosis hipertensi pada 2020, sementara di Indonesia prevalensinya 34,1% pada 2019. Peningkatan kasus ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat, sehingga dibutuhkan peningkatan kepatuhan pengobatan.Pelayanan informasi obat oleh farmasis berperan penting meningkatkan pemahaman pasien dan kontrol tekanan darah jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pelayanan informasi obat terhadap kepatuhan pasien hipertensi dalam mengonsumsi obat di wilayah kerja puskesmas sendana. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian metode survei, menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling sebanyak 35 responden. Berdasarkan karakteristik responden diperoleh 57% pendidikan terakhir adalah SD, status pekerjaan IRT (51%), berjenis kelamin perempuan (57%), dan berusia 41-50 (57%). Hasil uji korelasi menunjukkan nilai signifikan 0,148 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan dalam penelitian ini 17% patuh dan 54% tidak patuh dalam mengonsumsi obat antihipertensi di Puskesmas Sendana.
Copyrights © 2024