Beragamnya fungsi penggunaan bangunan saat ini memerlukan perancangan yang dapat meminimalisir potensi kerusakan, terutama yang disebabkan oleh bencana alam. Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang menjadi ancaman utama terhadap kerusakan bangunan. Sebagai contoh, peristiwa gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2023 menimbulkan kerusakan pada berbagai fasilitas bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan bangunan dengan menggunakan data mikrotremor untuk memperoleh nilai frekuensi natural bangunan (fb), indeks resonansi bangunan (R), dan indeks kerentanan bangunan (Kb). Penelitian dilakukan pada gedung perkuliahan FTI UII dengan menggunakan alat Lunitek Digital Seismic Sensor untuk merekam getaran mikrotremor. Metode Floor Spectral Ratio (FSR) diterapkan untuk menganalisis mikrotremor pada bangunan, sementara metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) digunakan untuk menganalisis mikrotremor pada tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan bangunan berdasarkan nilai frekuensi natural bangunan teridentifikasi aman, sedangkan nilai indeks resonansi bangunan menunjukkan tingkat kerentanannya yang tinggi. Selain itu, nilai indeks kerentanan bangunan juga menunjukkan kondisi yang aman. Selisih terbesar antara perbandingan frekuensi data mikrotremor dan SAP2000 ditemukan pada blok C sebesar 0,401 Hz dan pada blok D sebesar 0,616 Hz.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025