Gangguan perkembangan motorik halus dapat menyebabkan beberapa masalah. Seorang anak mungkin kesulitan belajar, tidak bisa mandiri, hingga merasa tidak percaya diri karena tidak terampil menggunakan tangannya untuk melakukan tugas-tugas yang seharusnya bisa dilakukan anak seusianya. Bila perkembangan motorik halus ini terlambat, berbahaya bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik sehingga mempengaruhi masa depannya. Kurangnya stimulasi atau kegiatan yang bersifat fisik, khususnya motorik halus, akan mengakibatkan anak memiliki gangguan konsentrasi pada saat telah duduk di sekolah dasar karena motorik halus anak belum matang. Penelitian ini menggunakan metode analitik corelasional dengan pendekatan case control. Populasi Seluruh ibu yang mempunyai balita usia 3-4 tahun yang ada di Desa Tawaran wilayah kerja Puskesmas Kenduruan tahun 2024 sebanyak 45 orang, sampel 40 responden dengan teknik probability sampling. Instrumen yang digunakan lembar kuesioner, kemudian dilakukan pengolahan data melalui editing, coding, scoring dan tabulating serta analisis data dengan Chi Square. Hasil penelitian dari 40 responden yang memiliki balita dengan usia 3-4 tahun di desa tawaran wilayah kerja puuskesma kenduruan memiliki perekembangan normal yaitu 70%. Berdasarkan uji statistik Chi Square didapatkan nilai ρ value = 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak, ada hubungan peran ibu dengan perkembangan motoric halus balita usia 3-4 tahun. Kesimpulan penelitian ada hubungan peran ibu dengan perkembangan motoric halus balita usia 3-4 tahun di wilayah kerja puskesmas keduruan kec jatirogo kabupaten tuban Diharapkan untuk orang tetap dapat meningkatkan hubungan peran terutama pada ibu untuk perkembangan motorik halus yang lebih baik. Karena tumbuh kembang anak yang baik dari hasil peran orang tua yang baik Kata Kunci : perkembangan,motorik halus,usia 3-4 tahun
Copyrights © 2025