Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dengan prevalensi tinggi. Remaja berperan penting dalam pencegahannya. Studi di SMPN 13 Depok menunjukkan 81,3% responden belum pernah mendapat edukasi stunting, dan 56,3% hanya mengetahuinya dari TikTok. Sebagian besar belum memahami dampak dan pencegahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran persepsi remaja mengenai pencegahan stunting di SMPN 13 Depok. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik, melibatkan 187 responden yang dipilih melalui proporsional sampling. Analisis data yang menggunakan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata usia remaja adalah 14,6 tahun, jenis kelamin laki-laki (52,4 %) dan perempuan (47,6%), sebagian pendidikan orang tua adalah pendidikan menengah (51,9%) dan status pekerjaan ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga (65,2%), sebagian responden (52,9%) memiliki persepsi positif dan sebanyak (47,1%) memiliki persepsi negative tentang pencegahan stunting. Persepsi positif dapat meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan motivasi remaja untuk menyebarkan informasi yang benar, sehingga membantu menurunkan angka stunting secara berkelanjutan. Persepsi negatif remaja tentang stunting dapat menyebabkan kurangnya kesadaran, pola hidup tidak sehat, dan rendahnya partisipasi dalam pencegahan stunting. Hal ini berisiko meningkatkan angka stunting di generasi mendatang akibat kurangnya pemahaman dan kepedulian sejak dini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti selanjutnya untuk menganalisis mengenai korelasi ataupun dampak dari karakteristik tersebut terhadap pencegahan stunting.
Copyrights © 2025