Film sejarah bukan hanya sekadar hiburan tentang kisah masa lampau, melainkan merupakan ruang representasi yang bisa memperlihatkan peran sentral dalam membentuk persepsi dan interpretasi terhadap peristiwa masa lalu. Artikel ini merinci pandangan terkemuka mengenai film dan sejarah dari Robert Rosenstone maupun Marnie Hughes-Warrington, yang menyoroti perlunya akurasi tinggi dalam pembuatan film sejarah. Namun, film sejarah akan dihadapkan pada kritik terkait munculnya distorsi atas representasi dan kepercayaan masyarakat yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber sejarah tertulis. Penelitian ini memperlihatkan representasi sejarah dalam tiga film Indonesia: "Balibo Five" (2009), "Merdeka 17805" (2001), dan "The East" (De Oost) (2021). Metode kajian literatur dan teori sejarah dalam film digunakan untuk melakukan penelitian dan menggali pembahasan mengenai film sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film sejarah memiliki peran unik dalam menghadirkan masa lalu, dengan menentukan standarnya sendiri, baik secara estetik maupun sinematik. Dan hal ini selalu mendapat tantangan tersendiri, baik dari penulisan sejarah konvensional maupun subjek-subjek yang terlibat dalam lingkaran film sejarah tersebut.
Copyrights © 2024