Persaingan bisnis yang semakin kompetitif menuntut pelaku usaha untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar. Numbas Dodol, sebuah startup berbasis produk lokal dari Desa Penglatan, menghadapi tantangan berupa minimnya inovasi produk, daya tarik kemasan yang kurang menarik, serta varian rasa yang terbatas. Permasalahan ini berdampak pada rendahnya angka penjualan, sehingga diperlukan solusi strategis untuk meningkatkan daya saing di pasar modern. Dalam menjawab tantangan tersebut, proyek ini menggunakan metode Design Thinking yang terdiri dari lima tahap: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Serta dengan melibatkan 20 orang responden pada tahap emphatize dan test. Inovasi yang dihasilkan meliputi produk baru seperti Mochi Dodol, Pia Dodol, varian rasa Dodol Nangka, serta pengembangan kemasan modern berupa standing pouch dan plastik seal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa inovasi produk dan kemasan berhasil meningkatkan daya tarik visual, kenyamanan konsumen, dan potensi perluasan pasar. Pia Dodol dan Dodol Rasa Nangka mendapatkan respons positif dari konsumen, sementara penggunaan kemasan modern mampu meningkatkan daya saing produk. Proyek ini membuktikan bahwa metode Design Thinking efektif dalam mengintegrasikan nilai tradisional dan modern, sehingga mampu menciptakan produk inovatif yang berdaya saing di pasar lokal maupun global.
Copyrights © 2025