Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu komplikasi utama yang dialami pasien diabetes melitus tipe 2 akibat dari kendali glikemik yang buruk. Diabetes melitus sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan penyakit kronis terbanyak. HbA1c merupakan indikator utama yang mencerminkan kendali glikemik jangka panjang dan berperan dalam menilai komplikasi pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar HbA1c sebagai kendali glikemik dengan risiko PJK pada pasien DM tipe 2 yang menjalani perawatan rawat jalan di RS Husada Jakarta Pusat. Studi ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong lintang. Data diambil dari rekam medis pasien DM tipe 2 dengan jumlah sebanyak 82 pasien yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Variabel utama yang dianalisis meliputi kadar HbA1c, riwayat klinis pasien, dankomplikasi PJK yang didiagnosis secara medis. Analisis data dilakukan dengan uji statistik yang relevan untuk menentukan hubungan antara kendali glikemik dan risiko PJK. Hasil studi menunjukkan pasien dengan kendali glikemik yang buruk memiliki risiko PJK yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan kendali glikemik yang baik (86,5% vs 63,3%). Hasil uji analitik didapatkan adanya hubungan signifikan antara kadar HbA1c yang tinggi dengan meningkatnya risiko PJK pada pasien DM tipe 2 (p- value 0,014; PRR 1,37). Kesimpulan dari penelitian ini ialah bahwa kendali glikemik yang optimal memiliki peran penting dalam mencegah komplikasi PJK pada pasien DM tipe 2. Oleh karena itu, pengelolaan kadar HbA1c yang efektif perlu menjadi focus utama dalam perawatan pasien DM tipe 2 untuuk mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.
Copyrights © 2024