Ketergantungan dunia terhadap energi fosil telah menimbulkan berbagai permasalahan serius, seperti krisis energi, polusi, dan perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, transisi menuju energi baru dan terbarukan menjadi semakin mendesak. Indonesia, sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan green diesel sebagai alternatif bahan bakar fosil. Green diesel, yang dihasilkan dari minyak sawit melalui proses hidrogenasi, memiliki kualitas yang setara dengan solar konvensional dan lebih ramah lingkungan. Dengan mengembangkan green diesel, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, tetapi juga berkontribusi dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Green diesel diproduksi dengan mereaksikan molekul hidrogen pada molekul trigliserida, yang merupakan komponen utama dalam minyak nabati dan dibantu dengan katalis untuk mempercepat reaksi. Pada penelitian ini didapatkan, Hasil uji menunjukkan bahwa sampel biohidrokarbon memiliki densitas 780,8 kg/m, viskositas kinematik 2,24 cSt, titik nyala 64C, cetane number 75,1, nilai kalor 42,91 MJ/kg, dan berwarna kuning jernih. Semua parameter ini sesuai dengan standar EN 15940 untuk bahan bakar diesel. Cetane number yang tinggi mengindikasikan potensi pembakaran yang baik dan emisi yang rendah, sedangkan nilai kalor yang cukup tinggi menjamin ketersediaan energi yang memadai. Densitas dan viskositas yang sesuai memastikan aliran bahan bakar yang baik dalam sistem bahan bakar kendaraan. Titik nyala yang tinggi menjamin keamanan dalam penanganan danpenyimpanan.
Copyrights © 2025