Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jarak antara fasilitas kesehatan dengan peserta BPJS Kesehatan di Kota Semarang dengan menggunakan metode K-Means Clustering yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data yang digunakan meliputi letak geografis 150 fasilitas kesehatan dan sebaran 1,2 juta peserta BPJS Kesehatan di 16 kecamatan. Metode K-Means Clustering diterapkan untuk mengelompokkan fasilitas kesehatan berdasarkan jarak terdekat dengan konsentrasi peserta, sehingga dapat diidentifikasi wilayah dengan aksesibilitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketimpangan distribusi jarak, dimana wilayah seperti Semarang Tengah memiliki aksesibilitas yang tinggi, sedangkan Candisari dan Tugu memiliki aksesibilitas yang rendah. Berdasarkan analisis klaster, fasilitas kesehatan dikelompokkan menjadi 3 klaster: aksesibilitas tinggi, sedang, dan rendah. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan distribusi fasilitas kesehatan, sehingga layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau bagi semua peserta.
Copyrights © 2025