Abstrak: Pada penelitian ini penulis mengangkat tentang bagaimana Harmonisasi Dakwah dalam tradisi lokal di Suku Tengger. Harmonisasi Dakwah disini adalah upaya untuk menyelaraskan nilai-nilai Dakwah agar bisa berjalan selaras di suatu komunitas yang multikultural. Dimana Harmonisasi Dakwah itu sendiri sangat diperlukan mengingat di Suku Tengger terdapat tradisi lokal yang masih menyandarkan pada praktek keagamaan dan ritual yang merupakan perpaduan dari budaya dan agama. Daerah tersebut masyarakatnya pemeluk agama Hindu, Budha dan Islam. Dari beberapa agama tersebut tentu memiliki budaya dan ritual keagamaan masing-masing. Salah satu praktek keagamaan yang terkenal yakni upacara Yadnya Kasada dimana ritual untuk persembahan kepada para Dewa di Gunung Bromo Suku Tengger, dimana masyarakat melakukan persembahan hasil bumi, hewan ternak sebagai simbol syukur kepada dewa-dewa khususnya Dewa Brahmana. Pada penelitian inilah akan dijelaskan cara-cara bagaimana Harmonisasi Dakwah yang dilakukan tokoh-tokoh agama dalam berinteraksi dengan komunitasnya dengan tujuan menciptakan rasa persatuan dan saling pengertian juga meningkatkan rasa solidaritas di Suku Tengger. Salah satu cara dengan mendorong dialog dan kolaborasi antaragama dapat membantu menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami di antara kelompok agama yang berbeda. Abstract: In this study, the author explores the concept of Dakwah Harmony within the local traditions of the Tengger Tribe. Dakwah Harmony refers to efforts to align the values of Dakwah so that it can coexist harmoniously within a multicultural community. This is particularly essential considering that the Tengger Tribe upholds local traditions deeply rooted in religious practices and rituals, which blend culture and religion. The community in this region consists of adherents of Hinduism, Buddhism, and Islam, each with its own cultural and religious rituals. One of the well-known religious practices is the Yadnya Kasada ceremony, a ritual offering to the deities of Mount Bromo by the Tengger Tribe, where the community presents agricultural produce and livestock as symbols of gratitude to the gods, particularly Lord Brahma. This research aims to explain the approaches religious leaders undertake to achieve Dakwah Harmony in their interactions with the community, to foster unity, and mutual understanding, and to enhance solidarity among the Tengger people. One approach involves promoting interfaith dialogue and collaboration, which can help cultivate mutual respect and understanding among different religious groups.
Copyrights © 2025