Kepiting bakau (Scylla sp.) mengalami proses molting sebagai bagian penting dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Molting merupakan fenomena fisiologis yang kompleks, dipengaruhi oleh faktor internal seperti kontrol hormonal dan faktor eksternal seperti lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi fotoperiode terhadap percepatan molting kepiting bakau dengan mengamati retraksi epipodit, retraksi kutikula, kadar glukosa, dan pertumbuhan bobot. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan periode gelap dan terang (T12G12: Terang 12 jam, Gelap 12 jam; T10G14: Terang 10 jam, Gelap 14 jam; T8G16: Terang 8 jam, Gelap 16 jam; T6G18: Terang 6 Jam, Gelap 18 jam; dan T4G20: Terang 4 Jam, Gelap 20 jam), dengan tujuh kali ulangan sehingga diperoleh 35 unit percobaan. Kepiting dipelihara dalam ruangan dengan pencahayaan yang dikontrol menggunakan lampu 9 Watt dan diukur menggunakan lux meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fotoperiode berpengaruh terhadap progres molting. Retraksi kutikula mulai diamati pada hari ke-10 pada perlakuan T12G12 dan T10G14. Selain itu, perlakuan T10G14 (10 jam terang, 14 jam gelap) menghasilkan pertumbuhan bobot tertinggi, yaitu 3,618 gram selama pemeliharaan. Dengan demikian, fotoperiode optimal dapat digunakan sebagai strategi untuk mempercepat molting dan meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau dalam sistem budidaya terkontrol.
Copyrights © 2025