Penelitian ini menganalisis framing pemberitaan Pemilu 2024 yang ditayangkan dalam program Q&A Metro TV dengan menggunakan model analisis framing Robert N. Entman. Studi ini menyoroti bagaimana narasi dalam program tersebut membentuk persepsi publik tentang proses demokrasi digital. Dengan fokus pada tiga episode Q&A dari Februari hingga Juli 2024, ditemukan bahwa framing berita mencerminkan krisis kepercayaan publik terhadap transparansi dan netralitas penyelenggaraan pemilu, serta dugaan kecurangan yang melibatkan aktor politik dan kelembagaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Q&A Metro TV menggunakan elemen framing seperti identifikasi masalah, interpretasi penyebab, evaluasi moral, dan rekomendasi solusi untuk membingkai isu secara kritis. Program ini juga menciptakan kesadaran publik tentang pentingnya pengawasan masyarakat, reformasi sistem pemilu, dan adopsi teknologi sebagai langkah modernisasi. Namun, framing yang tajam dan provokatif berpotensi memperdalam polarisasi diskursus publik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa media memiliki peran strategis dalam membentuk diskursus politik, tetapi perlu menjaga keseimbangan antara fungsi pengawasan dengan objektivitas untuk memfasilitasi dialog demokrasi yang konstruktif. Kata Kunci : Framing, Demokrasi Digital, Pemilu 2024, Media, Q&A Metro TV
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025