Jalur Bebetelan di Desa Adat Wongaya Betan, Bali, merupakan komponen penting dalam arsitektur permukiman tradisional Bali. Secara historis, Bebetelan berfungsi sebagai penghubung antar pekarangan yang merepresentasikan hubungan sosial dan keharmonisan masyarakat desa. Seiring waktu, perubahan sosial budaya dan meningkatnya individualisme telah menyebabkan degradasi fisik maupun simbolik terhadap jalur ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dinamika perubahan jalur Bebetelan dalam konteks arsitektur permukiman di Desa Adat Wongaya Betan, dengan fokus pada identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor yang mendasari perubahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan pemetaan spasial untuk mengkaji perubahan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan interaksi komunal dan perubahan pemanfaatan ruang sebagai faktor utama. Pelestarian Bebetelan sebagai identitas budaya menjadi penting dengan rekomendasi integrasi elemen tradisional dalam perencanaan modern.
Copyrights © 2025