Kelainan pada tulang belakang yang dapat memengaruhi postur dan kualitas hidup adalah skoliosis, yang ditandai dengan kelengkungan lateral. Penelitian ini bertujuan dalam menganalisis karakteristik usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh (IMT) yang memengaruhi terjadinya skoliosis. Dengan menggunakan stratified sampling, penelitian ini memiliki desain cross-sectional. 55 responden yang memenuhi persyaratan inklusi merupakan populasi penelitian, yang terdiri dari pasien di klinik Kota Surabaya. Uji regresi logistik biner digunakan untuk menilai data. Temuan analisis menunjukkan bahwa kejadian skoliosis berkorelasi signifikan dengan jenis kelamin dan usia. Responden usia remaja (12–25 tahun) memiliki peluang 12 kali lebih besar mengalami skoliosis dibandingkan kelompok dewasa (26–45 tahun) (p=0,010; OR=12,000; CI=1,828–78,759). Jenis kelamin perempuan juga berhubungan signifikan, dengan peluang 8,179 kali lebih besar mengalami skoliosis dibandingkan laki-laki (p=0,005; OR=8,179; CI=1,879–35,611). Sebaliknya, IMT tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian skoliosis (p=0,243). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa usia remaja dan jenis kelamin perempuan merupakan faktor risiko utama kejadian skoliosis, sedangkan IMT tidak berpengaruh signifikan. Hasil ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk skrining dini dan intervensi pencegahan skoliosis, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sampel yang lebih besar untuk hasil yang lebih komprehensif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025