Tari Gebug Ende adalah tarian rakyat yang merupakan tari adu ketangkasan, dibawakan oleh kaum laki-laki dengan membawa sebuah tongkat pemukul dari rotan dan sebuah perisai atau tarneng (ende) sebagai pelindung diri dan penangkis dari serangan lawan. Asal mula Tari Gebug Ende ini secara pasti belum dapat diketahui siapa yang membawanya terkait hubungan Karangasem dengan Lombok. Ada yang mengatakan bahwa Tari Peresean di Lombok dibawa oleh warga Karangasem yang memiliki hubungan yang erat dengan suku Sasak di Lombok. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa tari Gebug Ende di Seraya ditiru dari Tari Peresean yang ada di Lombok. Jika diamati, Tari Gebug Ende yang dilestarikan di desa Seraya memiliki fungsi sebagai tari ritual untuk memohon hujan di musim kemarau. Tari ritual sebagaimana dipahami oleb masyarakat Bali secara kolektif adalah sebuah tarian yang berfungsi sebagai sarana ritual atan yadnya. Di sisi lain, Gebug Ende sebagai sebuah bentuk tari perang (warrior dance) sangat dipengaruhl oleh kondisi kehidupan masyarakat Bali, dimana ketika itu berada dalam sistem kekuasaan raja-raja. Tari Gebug Ende dikatakan sebagai tari perang karena berfungsi untuk melatih ketangkasan dan keberanian yang dikaitkan dengan unsur-unsur kekebalan. Dalam kehidupan sosial masyarakat Seraya, Gebug Ende juga memiliki fungsi sebagai hiburan karena sudah menjadi suatu kegemaran mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016