Enterococcus faecalis merupakan bakteri penyebab vaginitis aerobik pada wanita. Saat ini resistensi bakteri Enterococcus faecalis terhadap antimikroba sering dilaporkan sebagai permasalahan yang harus diperhatikan di seluruh dunia. Kitosan merupakan salah satu alternatif bahan terapi. Dalam bidang  nanoteknologi,  kitosan dapat diolah menjadi nano kitosan yang mempunyai daya absorbsi yang tinggi jika dibandingkan dengan kitosan biasa. Penelitian ini bertujuan untukmembuktikan dan membandingkan efektivitas kitosan dan nano kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis secara in vitro.Penelitian ini adalah true experimental post test only design dengan metode difusi sumur. Kitosan dan nano kitosan dilarutkan menggunakan asam asetat. Konsentrasi kitosan dan nano kitosan yang digunakan adalah 1 %; 0,5 %; 0,25 %; 0,125 %, dan 0,0625 %.  Data hasil penelitian dianalisis dengan uji one way ANOVA, uji korelasi dan regresi dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05). Dari hasil penelitian didapatkan kadar kitosan pada konsentrasi 1%; 0,5 %; 0,25 %; 0,125 %, dan 0,0625 % menghasilkan zona hambat sebesar 36,68 mm, 31,18 mm, 30,56 mm, 26,50 mm, dan 19,81 mm. Sementara  kadar nano kitosan dengan konsentrasi 1 %; 0,5 %; 0,25 %; 0,125 %, dan 0,0625 % menghasilkan zona hambat sebesar 35,52 mm, 31,18 mm, 29,94 mm, 25,75 mm, dan 22.23 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah kitosan dan nano kitosan mempunyai efektivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Enterococcus faecalis secara in vitro dan tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna pada nano kitosan dalam menghambat pertumbuhan Enterococcus faecalis jika dibandingkan dengan kitosan. Kata kunci : Enterococcus faecalis, Kitosan, Nano kitosan, Vaginitis aerobik.
Copyrights © 2015