Air Asam Tambang (Acid Mine Drainage/AMD) merupakan masalah lingkungan yang signifikan akibat aktivitas pertambangan, yang menyebabkan pencemaran air permukaan dan tanah karena tingginya kandungan logam berat, terutama Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai metode pengolahan AMD berdasarkan tinjauan literatur, termasuk pendekatan fitoremediasi, kimia, dan fisika. Beberapa metode yang dianalisis meliputi Purun Tikus (Eleocharis dulcis), Kapur Tohor, Arang Aktif Tempurung Kelapa, dan Batu Tawas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Purun Tikus sangat efektif dalam menyerap Fe dan Mn (87,11–95,28%) dengan biaya rendah, tetapi membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama (25 hari). Kapur Tohor secara efektif mengurangi logam berat hingga 94,71% dalam 7 hari, meskipun membutuhkan jumlah bahan yang cukup besar. Batu Tawas mencapai efektivitas 90% hanya dalam 2 hari, tetapi memerlukan jumlah bahan yang banyak. Sementara itu, Arang Aktif Tempurung Kelapa menunjukkan efisiensi paling rendah (33,33%) dalam menghilangkan Fe dan Mn, sehingga kurang disarankan untuk aplikasi skala besar. Pemilihan metode pengolahan AMD yang tepat harus mempertimbangkan faktor efektivitas, biaya, ketersediaan bahan, serta dampak lingkungan. Fitoremediasi dengan Purun Tikus merupakan pilihan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, meskipun kurang cocok untuk kebutuhan remediasi yang mendesak. Sebagai alternatif, kombinasi metode aktif dan pasif dapat memberikan pendekatan yang lebih efisien dan efektif dalam mengatasi pencemaran AMD di berbagai kondisi pertambangan. Dengan mengintegrasikan berbagai strategi pengolahan, solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan terhadap polusi AMD dapat dicapai.
Copyrights © 2025