Laporan ini memberi tahu dampak kebijakan relaksasi kredit pada persepsi individu, terutama dalam konteks teori motivasi. Ini menyoroti bagaimana individu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari kebutuhan dasar hingga aktualisasi diri. Penelitian menunjukkan bahwa persepsi positif atau negatif mengenai relaksasi kredit dipengaruhi oleh seberapa baik kebijakan ini memenuhi kebutuhan individu. Jika anggota merasa bahwa relaksasi kredit akan bermanfaat, mereka cenderung mengembangkan pandangan positif; sebaliknya, jika mereka merasa kurang beruntung, persepsi negatif dapat muncul. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Temuan menunjukkan bahwa memahami dinamika ini sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk merancang kebijakan kredit yang efektif yang selaras dengan kebutuhan masyarakat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan individu secara keseluruhan.
Copyrights © 2025