Pertumbuhan pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun disertai risiko meningkatnya Non Performing Financing (NPF) yang mengancam stabilitas sektor perbankan syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Non Performing Financing (NPF) pada Bank Umum Syariah BUS periode 2016–2023. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan data sekunder agregat dari OJK dan Bank Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan koreksi HAC untuk mengatasi autokorelasi dan heteroskedastisitas. Hasil menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap NPF, namun secara parsial tidak terdapat variabel yang menunjukkan pengaruh signifikan. Nilai Adjusted R² sebesar 92,95% menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan prediktif yang sangat kuat. Temuan ini mengindikasikan bahwa risiko pembiayaan bermasalah lebih dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal secara kolektif dibanding pengaruh individu. Penelitian ini memberikan kontribusi empiris dalam memahami dinamika risiko NPF dan mendukung penguatan strategi manajemen risiko serta efisiensi operasional pada industri perbankan syariah di Indonesia.
Copyrights © 2024