This study aims to explore societal perceptions of sexuality through a narrative analysis of Ester Pandiangan’s novel Sebab Kita Semua Gila Seks (Because We Are All Sex-Crazed). Employing a qualitative descriptive method with a documentation approach, data were extracted from thematically relevant excerpts within the novel through critical reading, thematic coding, and quotation mapping. The analysis process involved data reduction, thematic structuring, and conclusion drawing, validated through theoretical triangulation. Terry Eagleton’s sociological literary theory provides the analytical lens to investigate the ideological mechanisms embedded in the text. The study identifies three ideological problems related to sexuality and three patriarchal patterns that restrict individual sexual agency. The findings contribute a novel perspective to literary sociology by demonstrating how contemporary literature critiques sexual repression and gender inequality. This research seeks to foster critical awareness and open dialogue on sexual education, gender equity, and culturally grounded social transformation.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman masyarakat terhadap seksualitas melalui analisis naratif dalam novel Sebab Kita Semua Gila Seks karya Ester Pandiangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan dokumentasi. Data diperoleh dari narasi-narasi tematik dalam novel, dikumpulkan melalui teknik pembacaan kritis, penandaan tematik, dan pencatatan kutipan relevan. Teknik analisis data mencakup reduksi data, penyajian temuan, dan penarikan kesimpulan, serta diverifikasi melalui triangulasi teori. Pendekatan teori sosiologi sastra Terry Eagleton digunakan untuk menelaah relasi antara ideologi sosial dan representasi seksualitas. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga bentuk problematika ideologi masyarakat terhadap seks dan tiga manifestasi dominasi patriarki yang membatasi kebebasan seksual individu. Temuan ini menawarkan perspektif baru dalam kajian sosiologi sastra dan menunjukkan karya sastra kontemporer berperan sebagai media kritik sosial terhadap represi seksual dan ketimpangan gender. Penelitian ini diharapkan mendorong kesadaran kritis dan dialog terbuka terkait pendidikan seks, kesetaraan gender, dan transformasi sosial berbasis literasi budaya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025