Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peneliti telah memperhatikan penggunaan pengobatan herbal sebagai alternatif atau pelengkap untuk terapi asma, terutama ketika digabungkan dengan pendekatan biologi molekuler. Dengan menggunakan perangkat lunak VOSviewer untuk analisis bibliometrik, penelitian ini meneliti tren, perkembangan, dan pola kolaborasi dalam penelitian pengobatan herbal untuk asma. Data diambil dari database Dimensions.ai dengan analisis periode 2014–2024. Penelitian ini menemukan bahwa negara-negara seperti China, India, dan Amerika Serikat memainkan peran dominan dalam pengembangan pengobatan herbal dengan menggunakan teknik visualisasi dan analisis ko-tinggalan, kepenulisan, kutipan, dan kolaborasi negara dan institusi. Universitas Beijing of Chinese Medicine dan Harvard University adalah contoh penting dari kolaborasi ilmiah. Hasil tersebut juga menunjukkan kontribusi yang meningkat dari negara berkembang seperti Malaysia dan Indonesia. Penulis terkemuka seperti Chen Yujun, Shin In-sik, dan Li Jing sangat mendukung integrasi antara pendekatan ilmiah modern dan pengobatan tradisional. Kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin sangat penting untuk mempercepat penelitian di bidang ini. Hasil ini menekankan pentingnya bekerja sama dengan ilmu pengetahuan modern dan praktik tradisional untuk mengembangkan terapi asma yang lebih menyeluruh, efektif, dan berbasis ilmiah. Di masa depan, penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan metode pengobatan integratif yang lebih berkelanjutan.
Copyrights © 2025