Penyembuhan luka adalah mekanisme biologis yang kompleks dan terdiri dari tahapan peradangan, proliferasi dan remodeling jaringan. Luka yang paling umum adalah luka insisi (sayat) dan apabila tidak diobati dengan benar berpotensi menyebabkan lamanya penutupan luka yang berujung terjadinya infeksi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2023, prevalensi kesakitan akibat benda tajam atau tumpul sebesar 7,3% di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas hidrogel ekstrak getah jarak cina (Jatropha multifida L.) berbasis PVA (polivinil alkohol) berbanding kitosan (3:1) terhadap penyembuhan luka insisi. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang menggunakan 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley, yang terdiri dari 5 ekor tiap kelompok. Kelompok ini terdiri dari kontrol negatif yaitu NaCl 0,9%, kontrol positif antibiotik topikal yaitu clyndamycin, dan 3 kelompok perlakuan dengan persentase ekstrak masing-masing 1%, 3%, dan 6%. Alat untuk mengumpulkan data yaitu timer digital, jangka sorong, kamera dan formulir observasi. Metode analisis data menggunakan One-Way ANOVA. Hidrogel ekstrak 6% memiliki efek tertinggi dan signifikan (p < 0,001) dalam percepat keringnya luka dengan rerata dan standar deviasi (17,4 jam ± 0,4), terbentuknya keropeng paling cepat (86.02 ± 1.63 jam) serta pada hari ke-21 rerata diameter luka yang paling sempit (0.84 ± 0.24 mm). Hidrogel berbasis PVA/kitosan dengan konsentrasi 6% menunjukkan terdapat efek yang lebih unggul dibandingkan dengan antibiotik topikal yaitu clindamycin dalam proses penyembuhan luka insisi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025