Sampah organik dapat menimbulkan permasalahan seperti, ancaman gas metana, sampah organik yang tidak terkelola dengan baik juga menghasilkan cairan berbahaya yang dikenal sebagai leachate, yang dapat mencemari tanah dan sumber air di sekitarnya. Penumpukan sampah organik juga menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai vektor penyakit seperti tikus, lalat, kecoa, dan nyamuk, yang dapat menularkan berbagai penyakit berbahaya. Pengomposan untuk pengelolaan sampah dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan Effective Microorganism (EM-4). Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi kualitas kompos yang dihasilkan dari sampah sayur, buah, rumput, dan daun kering ketika ditambahkan EM-4, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang akan dikumpulkan berupa angka. Angka-angka ini akan dikaji lebih lanjut melalui analisis data. Penelitian ini mencakup empat variabel: (penambahan EM-4) sebagai variabel bebas, (kualitas kompos) sebagai variabel terikat, (jenis sampah, sumber sampah, kondisi sampah) sebagai variabel kontrol, dan (pH, suhu) sebagai variabel pengganggu. Penambahan EM-4 secara signifikan memengaruhi sifat fisik dan kimia kompos, terutama yang berkaitan dengan warna, bau, tekstur, suhu, dan pH. Perlakuan berlabel P3, yang melibatkan 450 ml EM-4, menghasilkan hasil terbaik. Kadar hara seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) meningkat dengan dosis EM-4 yang lebih tinggi. Secara spesifik, perlakuan P3 menunjukkan kadar N sebesar 3,05%, P sebesar 2,21%, dan K sebesar 3,46%, yang lebih unggul dibandingkan dengan perlakuan P1 dan P2. Analisis statistik (ANOVA dan Duncan) menunjukkan bahwa dosis EM-4 sebanyak 450 ml (P3) merupakan dosis yang paling efisien dalam mempercepat proses dekomposisi dan meningkatkan kualitas kompos, serta memenuhi standar Pupuk Organik Padat SNI 7763:2024.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025