Stunting menurut World Health Organization (WHO) ialah suatu kondisi di mana anak mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat pola makan yang buruk atau infeksi berulang. Air Susu Ibu eksklusif merupakan faktor protektor penting yang dapat menurunkan risiko terjadinya stunting. Metode: observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh balita usia 24-59 bulan yang datang ke posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Singkil. Besar sampel 89 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah adalah simpel random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah rekam medik yang dianalisa secara univariat & bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian di dapatkan mayoritas balita stunting berumur 24-35 bulan, berjenis kelamin laki-laki (55,8%), status gizi kurang (51,2%). Sebanyak (47,3%) balita tidak mendapatkan ASI eksklusif . Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) dengan OR=85.086 yang berarti balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko 85.086 mengalami stunting dibandingkan balita yang mendapat ASI eksklusif. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ASI eksklusif memberikan nutrisi yang optimal dan dapat membantu pertumbuhan serta perkembangan anak, sehingga mengurangi risiko stunting.
Copyrights © 2025