Pendahuluan: Swamedikasi didefinisikan sebagai upaya pengobatan diri sendiri untuk penyakit ringan tanpa bantuan tenaga medis. Di Indonesia, swamedikasi sangat lazim, bahkan mencapai 72,19% penduduk pada tahun 2020. Pengetahuan yang memadai tentang obat batuk dan cara penggunaannya sangat penting agar swamedikasi dilakukan secara rasional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menelaah pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap tindakan swamedikasi batuk di Dusun Sidamukti, Langkaplancar. Metode: Penelitian bersifat deskriptif analitik cross-sectional dengan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Sebanyak 78 responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi, kemudian data dianalisis menggunakan uji Chi-square untuk melihat pengaruh pengetahuan terhadap swamedikasi. Hasil: Hasil survei menunjukkan 84,6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 10,3% cukup, dan 5,1% kurang. Sebanyak 92,3% tindakan swamedikasi batuk tergolong tepat, sedangkan 7,7% tidak tepat. Uji Chi-square menghasilkan nilai p = 0,000 (<0,05), yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara tingkat pengetahuan dan tindakan swamedikasi batuk. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi berkaitan dengan tingginya proporsi tindakan swamedikasi batuk yang tepat. Temuan ini menegaskan perlunya edukasi kefarmasian di masyarakat agar praktik swamedikasi menjadi lebih rasional.
Copyrights © 2025