Pertambangan dapat memberi dampak besar pada lingkungan, terutama di Indonesia, yang banyak menggunakan metode tambang terbuka. Dampaknya meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologis pada air dan tanah. Ketika air bertemu mineral sulfida lalu membentuk air asam tambang yang dapat mencemari sungai serta mempengaruhi kualitas air dan ekosistem. Oleh karena itu, pengelola tambang nikel harus mengikuti standar pemulihan lahan dan menangani masalah air asam tambang agar tidak merusak lingkungan. Umumnya, salah satu sarana yang dipakai untuk mengatasi persoalan air asam tambang yaitu dengan kolam pengendapan atau Settling Pond dan kapur untuk membantu pengolahan. Namun, pengolahan AAT (Air Asam Tambang) yang dilakukan saat ini seringkali tidak efisien. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang lebih sistematis dan teknologi canggih dalam pengelolaan AAT. Ada dua pendekatan dalam pengolahan AAT: aktif, yang melibatkan penambahan bahan kimia, dan pasif, yang memanfaatkan proses alami untuk mengurangi air asam. Penelitian ini fokus pada penggunaan campuran zeolit dan limestone untuk menurunkan kadar air asam tambang dengan teknik batch. Penelitian ini lakukan di Laboratorium Mineral PT. XXX Bungku Pesisir dengan menggunakan limestone dengan ukuran 120 mesh dan zeolite 100 mesh dengan metode pengujian menggunakan alat pH meter. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu penambahan campuran zeolite dan limestone dapat menaikan pH air asam tambang buatan dengan perbandingan terbaik yaitu 40:60 dengan hasil kenaikan pH yaitu 2,22 menjadi 8,69 atau sebesar 75%.
Copyrights © 2025