Muara Sungai Progo terletak di Desa Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedimentasi pada muara ini cukup tinggi karena letak muara yang langsung menjorok ke pantai Pandansimo dan angkutan sedimen dari hulu sungai Progo, sehingga menambah akumulasi sedimen yang mengakibatkan terbentuknya sand split (lidah pasir) dan pendangkalan di Muara Sungai Progo. Pendangkalan yang terus terjadi akan meningkatkan resiko banjir yang dapat mengancam permukiman, lahan pertanian di sekitar muara sungai, serta alur pelayaran. Untuk menanggulangi masalah akan direncanakan pantai berupa jetty. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan tetrapod dan batu pecah (rubble mound) sebagai lapis lindung jetty. Data yang digunakan yaitu data angin, pasang surut, bathimetri, dan topografi. Arah angin dominan yaitu dari arah tenggara sebesar 53,7%. Tinggi gelombang maksimum di laut dalam adalah 2,65 m dan periode 9,62 detik. Hasil analisis menunjukkan untuk penggunaan batu pecah (rubble mound) sebagai lapis lindung di bagian kepala jetty dibutuhkan berat 10,18 ton/butir dan di bagian badan jetty sebesar 9,50 ton/butir. Untuk tetrapod bagian kepala jetty dibutuhkan berat butir 2,50 ton/butir dan bagian badan jetty 2,29 ton/butir.
Copyrights © 2025