Indonesia merupakan negara produsen jagung terbesar ke-8 sedunia, sedangkan di Asia Tenggara negara Indonesia merupakan produsen jagung terbesar. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2024) Produksi jagung di Indonesia menghasilkan jagung cukup tinggi, yang menghasilkan limbah tongkol jagung sekitar 4.562.142,44 juta ton. Tongkol jagung merupakan limbah yang belum dimanfaatkan dengan baik. Seperti pada industri pakan unggas, tongkol jagung yang sudah tidak terpakai dibuang begitu saja, sehingga menjadi permasalahan lingkungan, maka pada penelitian ini memanfaatkan abu tongkol jagung karena kandungan senyawa dari abu tongkol jagung berpotensi menjadi alternatif bahan tambah mortar yang murah dan ramah lingkungan serta sebagai upaya mengurangi dampak dari limbah tongkol jagung dan. Abu tongkol jagung mengandung unsur Silika Oksida (SiO2) yang cukup tinggi yaitu sebesar 56,7%, Silika merupakan senyawa yang berfungsi sebagai pengikat dan bahan pengisi (filler) yang mengurangi porositas mortar. Penelitian ini menggunakan Abu tongkol jagung (ATJ) yang lolos ayakan No.200 dengan presentase sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat semen. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada mortar dengan umur 7, 21 dan 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan mortar dengan nilai tertinggi atau paling optimum didapat presentase 5% penambahan abu tongkol jagung pada umur ke 28 hari yaitu sebesar 35,316 Mpa. Namun ketika presentase ATJ melebihi 5% cenderung mengalami penurunan nilai kuat tekan.
Copyrights © 2025