Perilaku bullying masih banyak dilakukan siswa di SMP Muhammadiyah Malang terutama bullying secara verbal antara lain dengan mengolok-olok, mencaci maki, mengumpat, dan menghina. Dampak dari bullying verbal ini korban menjadi malu, minder, menghindar dari pergaulan, dan menjadi malas sekolah. Pihak sekolah sering melakukan edukasi pada siswa siswi dengan tujuan untuk tidak melakukan bullying lagi dan melapor ke sekolah jika ada yang dibully. Akan tetapi perilaku bullying masih sering dilakukan oleh siswa siswa. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan empati pada siswa siswi dengan demikian mampu membantu teman yang dibully. Metodenya adalah edukasi dan model pembelajaran skenario berbasis pengalaman multi peran pada kelas VII, VIII, dan IX dengan mengukur skor empati sebelum dan sesudah kegiatan menggunakan the Toronto empathy questionnaire (TEQ), di mana siswa siswi akan bermain peran bergantian baik sebagai korban, pelaku, maupun pengamat dengan skenario yang sudah dibuat. Pada siswa kelas 7, dari 66 siswa, sebelum kegiatan skor empati rendah 37 siswa dan sesudah kegiatan 32 siswa. Siswa kelas 8 dari 47 siswa, sebelum kegiatan skor empati rendah 26 siswa dan sesudah kegiatan 23 siswa. Siswa kelas 9,sebelum kegiatan skor empati rendah 45 siswa dan sesudah kegiatan 37 siswa. Kesimpulan : Edukasi dan model pembelajaran skenario berbasis pengalaman multi peran dapat diterapkan untuk meningkatkan empati pada siswa SMP dalam mencegah bullying.
Copyrights © 2025