Pertambangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu sumber daya alam yang berada di dalam bumi dan berupa hasil tambang. Salah satu komoditas yang menjadi primadona di Indonesia, yaitu batubara. Batubara merupakan endapan batuan sedimen yang terjadi selama beratus-ratus tahun yang lalu dan memiliki komponen unsur belerang serta nitrogen. Perlunya pengklasifikasian batubara untuk dapat dijadikan acuan dalam penentuan jenis dan kandungan kalori suatu batubara. Diperlukan uji analisis proksimat agar dapat menentukan jenis atau peringkat batubara yang dimiliki serta penentuan nilai kalori batubara. Metode studi kasus yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data primer dan sekunder sebagai bahan acuan dalam melakukan perhitungan. Data primer sendiri meliputi dokumentasi dan uji analisa proksimat batubara meliputi perhitungan inherent moisture, air dried moisture, total moisture, ash content, volatile matter, dan fixed carbon. Sedangkan, data sekunder meliputi data nilai kalori dan jenis batubara pada stockpile. Data tersebut diolah agar mendapatkan hasil perhitungan fixed carbon sehingga dapat menentukan dan mengukur kesesuaian kalori serta jenis batubara yang berada di Stockpile Osowilangun. Berdasarkan hasil perhitngan didapatkan nilai fixed carbon tertinggi sebesar 58,16% yang merupakan jenis batubara Bituminous High Volatile A dan nilai terendah sebesar 42,39% yang merupakan jenis batubara Lignit atau Brown Coal. Dengan nilai kalori tertinggi sebesar 7.600 kkal/kg dan terendah dengan nilai kalori sebesar 5.250 kkal/kg. Setelah dianalisis berdasarkan data perusahaan hanya terdapat 2 (dua) jenis batubara yang dapat diklasifikasikan nilai kalorinya menurut ASTM, yaitu Bituminous High Volatile A dan Sub-Bituminous A.
Copyrights © 2025