Tren thrifting, atau pembelian pakaian bekas impor, telah berkembang pesat di Indonesia, memicu tantangan signifikan bagi industri konveksi lokal, khususnya di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak tren thrifting terhadap penurunan omset industri konveksi di Surabaya, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi peralihan preferensi konsumen, dan mengeksplorasi strategi adaptasi bagi pelaku industri lokal. Menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif-korelasional dengan data dari 50 unit usaha konveksi di Kecamatan Tambaksari, Surabaya, serta wawancara semi-terstruktur, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara intensitas tren thrifting dengan omset industri konveksi. Koefisien regresi sebesar -0.48 dengan nilai signifikansi 0.002 membuktikan bahwa peningkatan aktivitas thrifting berkorelasi langsung dengan penurunan pendapatan pelaku usaha konveksi lokal. Faktor utama peralihan preferensi konsumen meliputi harga yang lebih murah, kesadaran lingkungan, keinginan untuk tampil unik, dan kemudahan akses melalui platform digital. Industri konveksi lokal beradaptasi melalui diversifikasi produk, peningkatan kualitas, dan pemanfaatan teknologi digital, meskipun masih menghadapi kendala biaya dan persaingan harga. Penelitian ini merekomendasikan kebijakan yang lebih protektif dan dukungan insentif bagi UMKM konveksi.
Copyrights © 2025