Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok tidak hanya berlangsung dalam ranah ekonomi, tetapi juga melalui media dan strategi komunikasi yang bersifat propaganda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kedua negara menggunakan propaganda sebagai alat untuk membentuk opini publik dan memperkuat posisi mereka dalam konflik perdagangan global. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis wacana, studi ini menelusuri narasi yang dibangun oleh media resmi kedua negara, serta strategi retoris yang digunakan untuk menciptakan legitimasi kebijakan ekonomi masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa propaganda digunakan untuk membingkai lawan sebagai ancaman terhadap tatanan internasional dan sebagai upaya untuk memperoleh dukungan domestik. Selain itu, propaganda dalam perang dagang ini memperlihatkan adanya persaingan hegemoni naratif antara dua kekuatan besar dunia. Studi ini menyoroti pentingnya peran media dan komunikasi strategis dalam kontestasi geopolitik kontemporer.
Copyrights © 2025