Bimbingan Klinis atau Preceptorship merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi klinis mahasiswa serta kualitas perawatan pasien. Untuk itu preceptorship perlu dijaga mutunya agar dapat menghasilkan perawat perawat yang kompeten dan siap bekerja. Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) untuk mengevaluasi berbagai model preceptorship, seperti one-on-one preceptorship, peer learning, team preceptorship, dan hybrid models, serta instrumen evaluasi yang digunakan dalam menilai efektivitasnya. Artikel penelitian dicari melalui basis data MEDLINE, CINAHL, dan ERIC dengan rentang waktu 2015–2025, menggunakan kata kunci yang sesuai dengan Medical Subject Headings (MeSH). Dari ratusan artikel yang ditemukan, diterapkan kriteria inklusi dan eksklusi hingga diperoleh 7 artikel yang paling relevan untuk dianalisis lebih dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preceptorship yang terstruktur dapat meningkatkan keterampilan teknis, kepercayaan diri mahasiswa, serta mengurangi tingkat kesalahan medis. Namun, efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor, termasuk dukungan bagi preseptor, metode umpan balik, dan adaptasi model terhadap kebutuhan spesifik mahasiswa serta lingkungan kerja. Oleh karena itu, evaluasi preceptorship yang lebih sistematis sangat diperlukan. Studi ini merekomendasikan penggunaan instrumen evaluasi berbasis model Donabedian, yang mencakup struktur, proses, dan outcome, serta integrasi teknologi seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan e-learning untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran klinis. Dengan menerapkan pendekatan berbasis bukti dan evaluasi yang komprehensif, preceptorship dapat semakin berkontribusi dalam menciptakan tenaga keperawatan yang kompeten dan berkualitas tinggi
Copyrights © 2025