Terhentinya bisnis perhotelan, restoran, sekolah, dan perkantoran selama penerapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Covid-19, berdampak besar terutama bagi petani sayur dan buah di Desa Wisata Bedugul. Tutupnya daerah wisata, hotel, dan restoran di Bali sangat berimbas pada petani sayur dan buah yang harus kehilangan pelanggan yang mendapat suplai sayuran darinya. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukkan sampah organik di beberapa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) setempat. Sampah organik yang menumpuk di TPA memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Sampah organik dari sayur dan buah tersebut dapat diolah kembali menjadi sebuah produk yang bermanfaat bagi kesehatan, lingkungan, dan memiliki nilai ekonomi yaitu Eco-enzyme. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pemilahan sampah organik, pembuatan Eco-enzyme menjadi produk yang bernilai ekonomi, dan sosialisasi pemanfaatan Eco-enzyme dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Metode Pengabdian yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini yaitu pemberdayaan yang meliputi pelatihan, pendampingan, pembuatan produk, dan pengemasan produk. Kegiatan ini dilakukan selama bulan Juni hingga akhir September 2022. Total sasaran yang menjadi responden dalam kegiatan ini adalah 15 orang anggota kelompok tani. Karakteristik responden berdasarkan umur yaitu sebagian besar berada pada usia produktif yaitu usia 36-45 tahun sebanyak 7 orang (47%). Terdapat peningkatan pengetahuan responden tentang pemilahan sampah organik dan pembuatan produk Eco-enzyme berdasarkan hasil Analisa data dengan Paired T-Test. Selanjutnya Luaran yang dicapai pada kegiatan PKM hari kedua adalah produk Eco-enzyme sebanyak 175 L serta HaKI dari Buku Saku yg telah dibuat.
Copyrights © 2024