Prevalensi stunting di Indonesia naik 0,2% dari tahun 2016 ke tahun 2020, dan berkontribusi 4,7% tahun 2022 di Asia Tenggara. Percepatan penurunan stunting menjadi fokus penting dalam pencegahan masalah gizi kronis pada balita, dengan deteksi dini stunting oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan di masyarakat menjadi krusial untuk intervensi dini yang efektif, terutama di daerah Kalimantan Barat yang memiliki keterbatasan akses internet yang dapat menghambat transfer pengetahuan kesehatan. Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas media booklet dan sosialisasi komunitas (penyuluhan) dalam meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam mendeteksi tumbuh kembang balita stunting. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode quasy eksperimental rancangan two group pre-test dan post test design. . Populasi sejumlah 62 kader posyandu, sampel sejumlah 50 dengan simple random sampling untuk pengambilan sampel. Lokasi di Puskesmas Sentebang, Kab. Sambas, Kalimantan Barat pada bulan Agustus 2024. Uji hipotesis menggunakan uji independent T-test. Hasil: nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,024 menyebutkan terdapat perbedaan rata-rata pemberian media booklet dengan sosialisasi komunitas terhadap pengetahuan kader posyandu dalam mendeteksi balita stunting. Nilai rata-rata atau mean pada posttest kelompok pemberian media booklet sebesar 76,20 dan 69,00 pada kelas posttest kelompok sosialisasi komunitas. Simpulan: media booklet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan kader dalam mendeteksi balita stunting dibandingkan dengan sosialisasi komunitas.
Copyrights © 2025