<![CDATA[Penelitian ini menganalisis reaksi pasar modal terhadap pengumuman larangan ekspor dan pencabutan larangan ekspor produk Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia. Metode yang digunakan adalah event study untuk mengukur Abnormal Return (AR) dan Cumulative Abnormal Return (CAR) pada saham sub-sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode peristiwa dibagi menjadi dua, yaitu (1) pengumuman larangan ekspor pada 22 April 2022, dan (2) pengumuman pencabutan larangan ekspor pada 19 Mei 2022. Perhitungan AR dan CAR dilakukan dengan tiga model, yaitu Market Model, Mean-Adjusted Model, dan Market-Adjusted Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Event 1 (pengumuman larangan ekspor), terdapat abnormal return yang signifikan sebelum dan setelah pengumuman, mengindikasikan bahwa investor telah mengantisipasi kebijakan tersebut dan pasar menyesuaikan diri setelah pengumuman. Namun, uji CAR menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada Market Model dan Market-Adjusted Model, sementara Mean-Adjusted Model menunjukkan hasil yang signifikan. Pada Event 2 (pengumuman pencabutan larangan ekspor), abnormal return yang signifikan juga ditemukan sebelum dan setelah pengumuman, mencerminkan antisipasi dan reaksi pasar. Namun, hasil CAR untuk Event 2 hanya signifikan pada Market-Adjusted Model. Temuan ini menunjukkan bahwa investor bereaksi secara dinamis terhadap perubahan kebijakan, dengan volatilitas pasar jangka pendek yang kemudian kembali stabil. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi investor dan regulator, terutama dalam pentingnya komunikasi kebijakan yang jelas dan tepat waktu untuk meminimalkan ketidakpastian pasar.]]>
Copyrights © 2025
