<![CDATA[Artikel ini menganalisis resepsi masyarakat terhadap komunikasi verbal yang berkaitan dengan fenomena cyberbullying di media sosial X. Urgensi penelitian ini muncul dari tingginya prevalensi cyberbullying yang berdampak negatif pada kesehatan mental pengguna media sosial. Masalah utama yang diangkat adalah bagaimana masyarakat merespons tindakan verbal cyberbullying dan dampaknya terhadap korban. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, memadukan data primer berupa cuitan pengguna X yang relevan dengan topik penelitian, serta data sekunder dari tinjauan pustaka. Teknik pengumpulan data melibatkan eksplorasi sistematis melalui Keyhole dan eksploding topics. Data dianalisis menggunakan analisis konten untuk mengidentifikasi pola dan tema resepsi terhadap pesan verbal terkait cyberbullying. Validitas data diuji melalui triangulasi teori dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons terhadap cyberbullying sangat bervariasi. Sebagian besar korban melaporkan dampak negatif seperti stres, penurunan kepercayaan diri, dan rasa malu. Namun, terdapat individu yang menunjukkan resiliensi dan mampu mengatasi dampak negatif ini. Analisis juga mengungkapkan bahwa interaksi individu dengan media sosial dan lingkungan sosial mereka memengaruhi persepsi dan reaksi mereka terhadap cyberbullying. Diskusi mendalam menggunakan teori ekologi media dan resepsi Stuart Hall menyoroti bagaimana individu menafsirkan pesan dari pelaku, mulai dari penerimaan hegemonik hingga penolakan oposisi. Penelitian ini menegaskan pentingnya mengembangkan strategi intervensi berbasis empati, edukasi digital, dan dukungan emosional yang berpusat pada korban untuk menciptakan lingkungan daring yang lebih inklusif dan aman. Kesimpulannya, pemahaman komprehensif mengenai resepsi masyarakat terhadap cyberbullying dapat memberikan kontribusi signifikan dalam merancang kebijakan dan program pencegahan yang efektif.]]>
Copyrights © 2025
