Perkembangan Kota Surabaya sebagai kota metropolitan berlangsung pesat dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Ketersediaan lahan di Kota Surabaya bersifat tetap dan terbatas sehingga mengakibatkan perluasan wilayah kota menuju wilayah pinggiran atau biasa dikenal dengan istilah wilayah peri urban. Kecamatan Menganti merupakan wilayah peri urban yang memiliki ketersediaan lahan cukup luas, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk tinggal dan berkegiatan di Kecamatan Menganti. Hal ini memicu terjadinya fenomena transformasi spasial yang mengubah sifat kedesaan menjadi sifat kekotaan sehingga Kecamatan Menganti memiliki dua kenampakan yang berbeda, yaitu kenampakan fisik desa di satu sisi dan kenampakan fisik kota di sisi yang lain. Untuk memudahkan perencanaan wilayah berdasarkan karakteristiknya maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi struktur wilayah peri urban di Kecamatan Menganti. Penelitian ini menggunakan variabel fisik yang ditinjau dari variabel proporsi lahan agraris, kepadatan bangunan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan. Data variabel dianalisis menggunakan analisis spasial kernel density dan analisis overlay sehingga dapat diketahui deliniasi tipologi wilayah peri urban berdasarkan batas fungsional. Hasil analisis menunjukan bahwa Kecamatan Menganti memiliki 4 klasifikasi tipologi WPU yaitu Zona Bingkai Kota seluas 498,53 Ha yang merupakan pusat aktivitas dan kegiatan Kecamatan , Zona Bingkai Kota – Desa seluas 1.402,98 Ha dan Zona Bingkai Desa – Kota seluas 2.696,41 Ha yang merupakan wilayah transisi desa dan kota, dan Zona Bingkai Desa seluas 2.696,41 Ha yang merupakan bagian terluar dari Kecamatan Menganti.
Copyrights © 2025