Sebagai penyakit yang dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), campak menjadi isu kesehatan masyarakat yang memerlukan strategi pengendalian efektif. Pada tahun 2022 di Provinsi Jawa Timur, banyak suspek dan kasus campak ditemukan, terutama pada balita dan anak-anak. Meskipun cakupan vaksin di Jawa Timur telah mencapai 95,3%, kasus campak masih meningkat dan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Sebanyak 2.323 suspek campak ditemukan, meningkat 2.100 kasus dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor-faktor yang memengaruhi jumlah suspek campak di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Mengingat data jumlah suspek campak adalah data count yang mengalami overdispersi, pendekatan Poisson Inverse Gaussian Regression (PIGR) digunakan. Selain itu, efek spasial akan diperhatikan dengan menggunakan pembobot spasial dalam Geographically Weighted Poisson Inverse Gaussian Regression (GWPIGR). Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara kasus suspek campak dengan faktor-faktor yang diduga memengaruhinya beragam, mulai dari berkorelasi lemah hingga sedang. Hasil pemodelan GWPIGR membentuk 6 kelompok Kabupaten/Kota dengan variabel signifikan yang sama, dengan variabel yang mendominasi signifikan adalah Persentase Sarana Air Minum (SAM) yang diawasi/diperiksa sesuai standar.
Copyrights © 2024