Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD) merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai dengan perasaan superioritas, kebutuhan akan pujian berlebih, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Dalam psikologi modern, NPD sering dikaitkan dengan pola asuh yang penuh tekanan di masa kanak-kanak atau pujian yang berlebihan, dan gangguan ini berdampak negatif terhadap hubungan sosial serta kesehatan mental seseorang. Dalam pandangan Islam, perilaku sombong dan merasa lebih unggul dari orang lain mendapatkan perhatian serius, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam QS. Luqman ayat 18. Ayat tersebut secara jelas memperingatkan manusia untuk menjauhi kesombongan dan keangkuhan, yang pada dasarnya sejalan dengan karakteristik NPD. Artikel ini bertujuan menganalisis Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) dari perspektif Al-Qur’an melalui kajian terhadap Tafsir Al-Manar atas QS. Luqman: 18. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi tafsir, penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antara ayat tersebut dengan fenomena NPD dalam konteks psikologi kontemporer. Tafsir Al-Manar yang disusun oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Rida menyoroti bahwa kesombongan tidak hanya berdampak secara psikologis terhadap individu, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial serta hubungan antarmanusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Islam melalui QS. Luqman: 18 dan penjelasannya dalam Tafsir Al-Manar menawarkan solusi spiritual dan praktis dalam mengatasi kecenderungan narsistik. Islam mendorong sikap tawadhu' (rendah hati), introspeksi diri, serta penguatan spiritual melalui dzikir, kontemplasi, dan pengendalian hawa nafsu. Penelitian sebelumnya juga mengungkap bahwa pendekatan berbasis nilai-nilai Islam dapat membantu mengurangi kebutuhan akan validasi eksternal dan meningkatkan kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, studi ini menekankan pentingnya mengintegrasikan pemahaman psikologi modern dengan ajaran Islam guna menciptakan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam menangani gangguan kepribadian narsistik. Selain itu, temuan penelitian ini memberikan implikasi luas baik secara sosial maupun religius, yakni terbentuknya masyarakat yang lebih harmonis, menurunnya perilaku otoriter dan eksploitatif dalam kepemimpinan, serta terbangunnya hubungan antarindividu yang dilandasi empati dan ketulusan. Dengan demikian, penerapan nilai-nilai Al-Qur’an dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sarana yang efektif untuk mencegah dan menangani perilaku narsistik secara berkelanjutan.
Copyrights © 2025