Sindrom Meigs merupakan tumor jinak ovarium disertai asites dan efusi pleura yang dapat memicu komplikasi sistemik, termasuk Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Laporan ini membahas tantangan tatalaksana ARDS pada pasien sindrom Meigs dengan kontraindikasi operasi akibat instabilitas hemodinamik. Pasien dirujuk dengan rencana operasi pengangkatan tumor ovarium, namun mengalami perburukan kondisi akibat efusi pleura masif, hipoalbuminemia (2,53 g/dL), dan syok septik. Kriteria ARDS berat (rasio PaO₂/FiO₂ 85,71) ditegakkan berdasarkan analisis gas darah dan pencitraan toraks. Tatalaksana meliputi ventilasi mekanik mode Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV) dengan Positive End-Expiratory Pressure (PEEP) 5-8 cmH₂O dan tidal volume 4-6 mL/kgBB ideal (191-287 mL), terapi antibiotik meropenem, koreksi hipoalbuminemia dengan albumin 20%, serta nutrisi enteral dan parenteral. Manajemen ARDS pada sindrom Meigs memerlukan pendekatan multidisiplin dengan fokus pada optimasi ventilasi protektif, koreksi gangguan onkotik, dan kontrol infeksi. Meskipun protokol tatalaksana sesuai pedoman, prognosis tetap ditentukan oleh respons individu terhadap terapi dan komorbiditas penyerta.
Copyrights © 2025