Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensi genotipe padi lokal yang dapat dikembangkan, baik menjadi sumber plasma nutfah maupun bahan perbaikan sifat. Perlu karakterisasi tampilan generatif dari genotipe lokal tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakterisasi tampilan generatif dari genotipe padi lokal asal Kuantan Singingi. Metode penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap faktorial digunakan pada penelitian ini diulang 3 kali dan masing-masing plot terdiri dari 3 sampel. Faktor G = Genotipe padi lokal, terdiri : A (Beras kuning umur panjang), B (Beras singgam putih), C (Beras samo putiah), D (Pulut kari), E (Beras limbayang) dan F (Beras kuning). Faktor P = Kombinasi Pupuk, terdiri : P1 = 0 + 100, P2 = 25 + 75, P3 = 50 + 50, P4 = 75 + 25 dan P5 = 100 + 0. Hasil penelitian menunjukkan umur keluar malai (hst) tercepat terdapat pada genotipe beras kuning (96,80 hari setelah tanam). Bobot gabah kering giling yang terberat pada genotipe beras samo putiah dan P1 = 0 + 100 (Tanpa pupuk organik + Urea 300, SP-36 100 kg/ha, KCl 100 kg/ha) 105,00 gram. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anakan produktif per rumpun, total jumlah anakan per rumpun, bobot gabah kering giling per rumpun berpengaruh nyata secara interaksi antara perlakuan kombinasi dosis pupuk dengan perlakuan genotipe padi lokal. Genotipe beras samo putiah dapat digunakan sebagai sumber plasma nutfah berdasarkan hasil bobot berat kering giling (respon terhadap pemupukan).
Copyrights © 2025