Keterikatan seseorang, kelompok, komunitas dengan lingkungan tempat tinggal sebagai hubungan kognitif dan emosional disebut juga dengan “place attachment”. Hubungan sosial yang terjalin dengan baik antar individu, struktur sosial, lingkungan fisik, serta dengan komunitas tempat tinggal, mewakili “inti sosial” yang berkontribusi dalam mempertahankan tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang memadai. Kondisi cuaca yang lebih sering hujan berisiko meningkatkan debit air sungai dan menyebabkan banjir. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ditemukan adanya warga yang masih tetap bertahan tinggal di rumahnya meskipun tergenang banjir. Meskipun bencana banjir ini terjadi berulang setiap tahunnya, warga memilih untuk tetap tinggal di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran place attachment pada masyarakat yang tinggal di wilayah lahan basah khususnya di pinggiran Sungai yang berisiko terdampak banjir berulang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 145 responden dipilih melalui teknik Simple Random Sampling pada warga yang tinggal di Desa Sungai Alang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85 (58,62%) responden berada pada kategori place attachment tinggi. Place attachment dapat berfungsi sebagai pendorong ataupun penghalang proses kognitif, emosi, dan perilaku. Seseorang dengan place attachment yang tinggi cenderung lebih menyadari risiko lingkungan yang mengancam dirinya dan wilayahnya, namun bisa juga terjadi sebaliknya.
Copyrights © 2023