Bangunan penunjang merupakan bangunan yang dirancang guna menunjang fungsi tertentu dalam suatu lingkungan bangunan. Rendahnya kepedulian dan tidak sesuainya aktivitas perawatan menimbulkan rusaknya bangunan penunjang, dan menyusutnya produktifitas. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dalam menyusun perawatan terhadap bangunan penunjang. Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan pada komponen bangunan penunjang, yaitu menghitung kuantitas kerusakan dan kuantitas total komponen bangunan penunjang, menghitung persentase kerusakan bangunan penunjang dan menganalisis estimasi biaya perawatannya. Hasil analisis terdapat 16 jenis kerusakan pada 14 bangunan penunjang di lingkungan Kantor Bupati Barito Selatan, Kerusakan bangunan yang terjadi pada komponen arsitektural yaitu cat terkelupas dan retak 14,54% pada sub-komponen dinding, berlubang 14,15% pada sub-komponen dinding, lepas 28,30% pada sub komponen Dinding (plywood ), berlubang 16,23% pada sub-komponen penutup atap, lapuk dan lepas 0,52% pada sub-komponen plafond, pecah 0,22% pada sub-komponen jendela, hilang 0,20% pada sub-komponen ventilasi, lapuk 82,05% pada sub-komponen listplang, hilang 100% pada sub-komponen grendel, kemudian yang terjadi pada komponen struktural, hanya pada sub-komponen lantai yaitu retak 14,09%, berlubang 16,25%, keramik pecah 100%, tergenang air 100%, dan lantai tidak ada 100%, sedangkan yang terjadi pada komponen mekanikal bangunan gedung yaitu, mesin rusak 100% pada sub-komponen kloset duduk, mesin rusak 100% pada sub-komponen urinoir. Berdasarkan perhitungan biaya perawatan bangunan Penunjang di lingkungan Kantor Bupati Barito Selatan yaitu sebesar Rp. 627.195.917,57.
Copyrights © 2025