Perubahan signifikan telah terjadi dalam banyak aspek kehidupan akibat perkembangan teknologi digital, termasuk cara memperoleh dan menguasai bahasa. Namun, meskipun akses terhadap pengetahuan menjadi lebih mudah, terdapat fenomena yang dikenal sebagai kurangnya minat dalam mempelajari bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing. Dengan menentukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kurangnya minat dalam pembelajaran bahasa di era digital, pengaruhnya terhadap kemampuan pribadi, dan metode untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa. Studi ini menggunakan teknik kajian literatur. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab utama kurangnya rasa ingin tahu adalah kenyamanan teknologi, seperti aplikasi penerjemah, kecenderungan untuk perubahan komunikasi yang cepat dan instan, dan kurangnya integrasi literasi digital dalam akuisisi bahasa. Keterampilan komunikasi yang berkurang, kurangnya apresiasi terhadap budaya lain, dan kurangnya daya saing global adalah beberapa dampak yang ditimbulkan. Tiga upaya utama yang disarankan oleh penelitian ini adalah: (1) menggunakan media interaktif untuk mengintegrasikan literasi digital ke dalam akuisisi bahasa; (2) meningkatkan peran lingkungan dan keluarga sebagai motivator; dan (3) menciptakan kebijakan pendidikan yang responsif terhadap kemajuan teknologi. Untuk mengatasi hambatan ini dan meningkatkan motivasi untuk belajar bahasa di era digital, diperlukan kolaborasi antara lembaga pendidikan, keluarga, dan regulasi pemerintah.
Copyrights © 2025