Kemampuan Decision Making (pengambilan keputusan) merupakan salah satu bentuk berpikir tingkat tinggi yang sangat diperlukan dalam pendidikan matematika modern abad ke-21 dan dibutuhkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja serta kehidupan sehari-hari. Namun, kemampuan ini masih belum optimal pada sebagian besar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas model pembelajaran (Problem-Based Learning/PBL berbasis GeoGebra dan model Knisley berbasis GeoGebra, yaitu model yang mendorong tahapan sistematis dalam memecahkan masalah matematis) dan keberanian belajar terhadap kemampuan decision making siswa, serta menguji interaksi antara keduanya. Penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah Banjarnegara dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain true eksperimental berjenis posttest-only control group design. Subjek dibagi ke dalam tiga kelompok pembelajaran: PBL, Knisley, dan kontrol, dengan penerapan instrumen berupa tes decision making dan angket keberanian belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan decision making antar kelompok. Rata-rata skor tertinggi diperoleh kelompok PBL berbasis GeoGebra (86,43), disusul kelompok Knisley (76,43), dan kelompok kontrol (63,25). Keberanian belajar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan decision making, yaitu sebesar 31,9% pada model PBL dan 23,8% pada model Knisley. Namun, hasil uji interaksi menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengaruh keberanian tidak dipengaruhi oleh jenis model pembelajaran (p > 0,05), sehingga kontribusi keberanian merupakan konsistensi pada kedua model inovatif. Temuan ini menegaskan bahwa PBL berbasis GeoGebra merupakan pendekatan yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan decision making siswa. Penelitian ini merekomendasikan integrasi pembelajaran inovatif berbasis teknologi dengan penguatan aspek afektif siswa dalam pembelajaran matematika.
Copyrights © 2025