Penelitian ini mengeksplorasi integrasi nilai budaya empat etnis Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, Toraja) ke dalam pembelajaran sejarah melalui pendekatan etnopedagogi. Menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus kolektif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi partisipatif, dan analisis dokumen di empat wilayah etnis. Hasil menunjukkan bahwa nilai lokal seperti siri’ na pacce (Bugis-Makassar), tudang sipulung (Mandar), dan tallu lolona (Toraja) mampu meningkatkan minat belajar, memperkuat identitas kultural, dan membangun kesadaran kritis siswa. Namun, implementasinya terhambat oleh kurikulum nasional yang kaku, minimnya kompetensi guru dalam mengelola sumber budaya, serta ketiadaan panduan operasional Kurikulum Merdeka untuk muatan lokal. Penelitian merekomendasikan revisi kurikulum dengan alokasi porsi spesifik budaya lokal, pelatihan guru berbasis etnopedagogi, dan kolaborasi sekolah-komunitas. Temuan ini menegaskan urgensi pendidikan sejarah yang inklusif untuk merawat keragaman budaya di tengah arus globalisasi.
Copyrights © 2025