Konsumsi sayuran hidroponik mencerminkan perubahan pada cara pandang konsumen terhadap pangan dan pertanian saat ini. Sayuran hidroponik kini tersedia di supermarket, toko online, pasar tradisional dan pedagang sayuran eceran yang berkeliling. Kemudahan dalam memperoleh dan kesadaran manfaat kesehatan menjadikan sayuran hidroponik sebagai pilihan utama dan mendorong peningkatan budidaya sayuran secara hidroponik. Smart greenhouse sistem hidroponik pada budidaya sayuran hidroponik semakin penting dalam menghadapi berbagai isu lingkungan di sektor pertanian. Sistem hidroponik dapat menghemat lebih banyak air dibandingkan dengan sistem pertanian yang konvensional. Selain dapat mengurangi masalah erosi dan degradasi tanah sistem hidroponik juga efisien dalam penggunaan nutrisi dan pengurangan limbah yang mencemari lingkungan. Produksi sayuran dengan sistem hidroponik lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran berkelanjutan sepanjang waktu tanpa bergantung pada musim. Namun pengembangan smart greenhouse hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) memiliki tantangan karena tingginya biaya awal dalam pembangunan dan pengadaan teknologi canggih. Melalui pendekatan analisis kuantitatif diketahui kebutuhan biaya rancang bangun smart greenhouse NFT seluas 450 m2 dengan 2.000 lubang tanam adalah sebesar Rp. 988.954.500-. Lamanya pengembalian biaya pembangunan smart greenhouse hidroponik NFT adalah 2 tahun 1 bulan tergolong ideal dibanding dengan umur bisnis sayuran hidroponik. Strategi skema pembiayaan melalui kemitraan antara sektor publik dan swasta, hibah maupun subsidi, serta pinjaman koperasi dan berbagai sumber keuangan lainnya akan sangat membantu dalam mendorong percepatan adopsi teknologi bagi petani skala usaha kecil.
Copyrights © 2024